يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu kepada Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (Qs. al-Baqarah [2]: 208)."

30.1.09

RAIHLAH SURGANYA..!

Amalan untuk Meraih Surganya Allah Swt Tambah Gambar
Tidak ada yang lebih utama dari para pengemban dakwah yang senantiasa berlomba melaksanakan kebaikan, bersegera meraih ampunan, surga, dan keridhaan Allah Yang Mahabesar.
Kebaikan-kebaikan yang diperintahkan Allah agar kita berlomba-lomba dan bersegera melaksanakannya banyak sekali, diantaranya:
• Seluruh fardlu a’in, seperti shalat wajib, zakat wajib, shaum Ramadhan, haji, memahami perkara yang diwajibkan bagi manusia dalam hidupnya, jihad untuk mempertahankan diri, jihad yang diperintahkan oleh khalifah, melakukan baiat tha’at, memberi nafkah yang wajib dan mengusahakannya, menjalin silaturahmi kepada kerabat, bergabung dalam jamaah kaum Muslim, dan lain-lain.
• Seluruh fardlu kifayah, seperti mewujudkan jamaah (organisasi) yang menyerukan Islam dan melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar. Juga seperti jihad ketika diperintahkan, baiat in’iqad, thalabul ilmi, berjaga-jaga di benteng pertahanan, dan lain-lain.
Kewajiban-kewajiban ini baik fardlu a’in ataupun fardlu kifayah adalah ibadah yang paling utama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Seorang hamba tidak akan meraih ridla Allah kecuali dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut. Dalil atas hal ini adalah hadits dari Abi Umamah riwayat At-Thabrani di dalam Al-Kabir, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Siapa saja yang menghinakan kekasih-Ku berarti ia telah terang-terangan memusuhi-Ku. Wahai anak Adam, engkau tidak akan memperoleh keridhaan di sisi-Ku kecuali dengan melaksanakan apa yang Aku wajibkan kepadamu…”
• Segala ibadah yang disunahkan. Jika seorang hamba telah melaksanakan apa yang diwajibkan Allah kepadanya, lalu diikuti dengan melaksanakan ibadah yang disunahkan, dan bertaqarub kepada Allah dengan perkara yang disunahkan, maka Allah akan mendekat kepada-Nya dan akan mencintai-Nya. Dalam hadits dari Abi Umamah riwayat At-Thabrani di dalam Al-Kabir, yang telah disebutkan sebelumnya menyatakan: “….Hamba-Ku yang terus-menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melaksanakan ibadah sunah, maka pasti Aku akan mencintainya. Maka (jika aku telah mencintainya) Aku akan menjadi hatinya sebagai alat berpikirnya, Aku akan menjadi lisannya sebagai alat bicarnya, dan Aku akan menjadi matanya sebagai alat penglihatannya. Jika ia berdoa kepada-Ku maka pasti Aku akan mengabulkannya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti Aku akan memberinya. Jika ia meminta pertolongan kepada-Ku, maka pasti Aku akan menolonganya. Ibadah hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah memberikan nasihat.”
Imam Bukhari meriwayatkan suatu hadits dari Anas bin Malik dari Nabi saw., bahwa sesunguhnya Allah berfirman:
«إِذَا تَقَرَّبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِذَا تَقَرَّبَ مِنِّي ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِذَا أَتَانِي مَشْيًا أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً»
“Apabila seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
Amalan Sunnah yang Menghantarkan ke Surga:
· Wudlu untuk Setiap Shalat (meski masih punya wudhu) serta Menggosok Gigi Setiap Kali Berwudhu.
Dalilnya adalah hadits riwayat Ahmad dengan isnad yang hasan dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
«لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ بِوُضُوءٍ أَوْ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ سِوَاكٌ»
“Jika tidak khawatir memberatkan umatku, maka pasti aku akan memerintahkan mereka berwudhun untuk setiap shalat dan menggosok gigi setiap kali berwudhu.” Dalam satu riwayat mutafaq ‘alaih disebutkan:
«لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ»
“Jika aku tidak khawatir memberatkan umatku, maka pasti aku akan memerintahkan mereka menggosok gigi setiap kali berwudhu.”
· Shalat Dua Raka’at setelah Bersuci
Hal ini didasarkan pada hadits dari Abi hurairah –Mutafaq ‘alaiah– sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda kepada Bilal:
«يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي اْلإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ»
“Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku amal yang paling engkau harapkan di dalam Islam, karena aku telah mendengar ketukan kedua terompahmu di surga. Bilal berkata: Aku tidak mengamalkan suatu amal yang paling aku harapkan selain senantiasa shalat setiap kali selesai bersuci baik siang atau malam, selama shalat diwajibkan kepadaku.”
· Adzan, Berdiri di Barisan Pertama dan Bergegas untuk Shalat
Dalilnya adalah hadits mutafaq ‘alaih yang diriwayatkan dari Abi Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
«لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ َلأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا»
“Andaikan manusia mengetahui keutamaan adzan dan barisan pertama (dalam shalat), kemudian mereka tidak bisa melakukan keduanya kecuali harus mengikuti undian terlebih dahulu, maka pasti mereka akan mengikuti undian. Andaikan mereka mengetahui keutamaan tahjir, niscaya mereka akan berlomba-lomba menggapainya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan ‘utmah dan shalat shubuh, niscaya mereka akan menunaikannya meski harus berjalan dengan merangkak.”
Juga berdasarkan hadits Al Bara riwayat Ahmad dan Nasai di dalam isnadnya. Telah berkata Al Mundziri tentang hadits ini adalah hasan baik sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
«إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ»
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat memberikan rahmat kepada (orang yang ada pada) barisan yang ada di depan. Muadzin akan dimintakan ampunan sepajang suaranya oleh segala yang keras dan basah yang mendengar suaranya. Juga ia akan mendapatkan pahal orang yang sholat bersamanya.
(Dari Buku Min Muqowwimat an Nafsiyatil al Islamiyah)

1 komentar:

isilah komentar anda ...